Rabu, 22 Juli 2009

Manohara mendapatkan gelar Kanjeng Mas Ayu (KMAy) Laksminto Rukmi (gelar kekerabatan tertinggi) dari Kasunanan Surakarta.

Manohara Odelia Pinot, model belia kelahiran Jakarta, 28 Februari 1992, itu kembali mengejutkan dengan menerima gelar dari Keraton Kasunanan Surakarta. Biasanya, gelar diberikan kepada orang-orang yang dianggap berjasa memajukan kebudayaan. Tidak tanggung-tanggung, Manohara mendapatkan gelar Kanjeng Mas Ayu (KMAy) Laksminto Rukmi. KMAy merupakan gelar kekerabatan tertinggi di Kasunanan.

Aneh memang. Namun, bagi pihak keraton pemberian gelar kepada Mano, sapaan akrabnya, bukan tanpa alasan. Dengan gelar kanjeng, diharapkan Mano menjadi mantap menata lahir dan batinnya. ”Sehingga, Mano bisa lebih mantep menjalani hidup, dan mencapai niatan yang diinginkan dalam hidup,” terang GKR Wandansari, pengageng Sasana Wilopo Keraton Kasunanan.

Dimintai komentar, Mano mengaku senang, bangga, bersyukur, dan merasa terhormat sekaligus. Meski dia sama sekali tidak mengetahui tentang tanggung jawab dan arti dari gelar yang diterimanya. Pun tentang Keraton Kasunanan maupun budaya Jawa. ”Waktu dibilangin kalau mau diberi gelar, Mano sangat bersyukur. Karena tidak pernah berpikir mereka akan mempercayai Mano untuk mendapatkan gelar. Jadi, Mano surely greatfull (sangat bersyukur) dan very honor to receive this (merasa terhormat untuk menerimanya),” tutur Mano, yang cantik dalam balutan kebaya merah tua rancangan Anne Avantie.

Mano lantas berjanji akan mulai belajar tentang keraton dan juga budaya Jawa. Sebab, dia ingin menggunakan momentum itu agar semangat anak muda seusia dia bisa kembali mencintai dan mempelajari budaya asli Indonesia. ”Saya sangat tertarik untuk mempelajari tentang keraton dan budaya Jawa. Apalagi setelah tadi dijelaskan bahwa gelar ini memiliki tanggungjawab yang berat. Saya ingin melaksanakannya dengan baik,” ungkapnya, dalam bahasa Inggris yang fasih.

Ketika ditanya perasaannya kali pertama menginjakkan kaki di keraton, Mano merasa sangat gugup. Namun, kegelisahan serta merta sirna saat mendapati sambutan semua orang yang sangat baik. ”Saat pembacaan gelar, Mano merasa sedikit emosional dan tersentuh. Karena saya masih belum percaya mendapat gelar ini,” tuturnya. Mano tidak mempermasalahkan banyaknya anggota kerajaan Malaysia lain yang juga mendapat gelar dari keraton. Baginya, permasalahan dia dengan Teuku Fakhry tidak ada sangkut pautnya dengan orang Malaysia lainnya, dari Kerajaan Kelantan sekalipun. (AP/jpnn)