Senin, 24 Agustus 2009

Malam panjang di Parung, ML Seks di Pinggir Kolam Ikan

Di kawasan Parung, Depok, selain terdapat sejumlah tempat hiburan malam, daerah tersebut juga cukup tenar dengan tempat-tempat pemancingan ikan, yang suasananya asri. Namun seiring dengan kemajuan zaman tempat pemancingan tertentu juga diberdayakan sebagai tempat esek-esek, khususnya pada malam hari.

Biasanya lelaki iseng suka suasana baru untuk memuaskan petualangan nafsunya . Peluang itu ditangkap oleh Sinta. Kepada tamu yang mem-booking- nya, tidak jarang gadis lulusan SLTP ini menawarkan lingkungan pemancingan sebagai tempat kencan. Katanya, selain tarif sewanya relatif murah, Sinta mengakui making love atau populer disebut ML alias bercinta di lokasi pemancingan bisa menimbulkan gairah baru. “Yah tergantung si tamu. Kalau oke atau mau coba, ya kita jalan aja,” tutur Sinta.

Untuk memperlancar kerjanya, biasanya gadis asal Kuningan, Jabar, ini menjalin kerja sama dengan penjaga tempat pemancingan. Sehingga, mudah baginya menggunakan fasilitas itu. “Paling kita kasih saja uang Rp 25.000-Rp 50.000 kepada penjaganya. Kalau sudah begitu kita bisa santai sampai pagi,” ujar Sinta lagi.

Seperti malam itu, Sinta berhasil merayu tamunya untuk kencan di sebuah tempat pemancingan, tidak jauh dari diskotek tempat Sinta bekerja. Sang tamu yang hanyut rayuan Sinta, kembali digandeng tangannya. Dengan bicaranya yang manja, Sinta menggiring tamunya keluar dari arena karaoke menuju ke tempat parkir mobil. Wajah Sinta begitu ceria. Pasalnya, si tamu meminta Sinta untuk berkencan hingga pagi hari.

Dalam perjalanan Sinta terus bercerita tentang bagaimana indahnya lokasi yang bakal menjadi tempat mereka begituan. “Biasanya saya juga minta supaya tamu beli minuman atau makanan. Jadi sampai sana nggak kelaparan,” ucapnya sambil tersenyum manja.

Hanya dalam waktu 20 menit, mobil sedan yang mereka tumpangi masuk ke area parkir sebuah pemancingan. Sinta meminta tamunya untuk tetap menunggu di dalam mobil. Dia turun dan melakukan nego dengan penjaga pemancingan.

Rupanya urusan beres, Sinta pun kembali ke mobil dan mengajak teman kencannya turun. “Kita nanti tinggal kasih bayaran buat yang jaga, dijamin aman,” katanya berusaha meyakinkan teman kencannya, yang tampak menurut saja. Di bawah sinar rembulan di sekitar kolam ikan itu, Sinta tampak begitu cantik memakai celana jins warna hitam ketat dan atasan model tank-top.

Lampu di tempat dua orang yang akan memadu kasih itu menyala, sengaja hanya remang-remang saja, karena sinar bulan pun sebenarnya sudah cukup romantis menyebar di tempat itu. Dan, bagi mereka yang sedang kasmaran suasana seperti itu bisa memunculkan kegairahan baru.

Sinta menggelar tikar berukuran sedang di hamparan rerumputan yang sudah mulai basah karena embun. Mereka berdua memang tidak langsung bercinta. Namun layaknya pasangan yang tengah berpacaran, untuk menghangatkan suasana, dengan ditemani minuman dan makanan ringan Sinta dan tamunya ngobrol ngalor-ngidul. Ini dilakukan supaya tamu kencannya tidak terlalu tegang dan suasananya santai. Perempuan PSK ini pun dengan terampil memasang jeratnya di pinggir kolam ikan itu.

Diiringi suara gemericik air kolam, dia pun menghangatkan suasana dengan melingkarkan tangannya ke pinggang tamunya, dan mereka pun berciuman. Sinar bulan serta semburat cahaya remang lampu di kolam membuat tempat itu terasa lain dari yang lain. Dan, Sinta begitu bersemangat membawa tamunya mengarungi samudera kenikmatan di pinggir kolam ikan.

” Biar cuma di kolam buatan, rasanya sudah sangat nikmat. Apalagi buat tamu yang belum pernah merasakan hal itu. Nanti kapan-kapan kita cobain aja ke sana. Tapi kalo tempatnya penuh, kita bisa cari lokasi lain,” tuturnya suatu saat di rumah kontrakannya.

Namun, tidak jarang pula Sinta mengalami saat-saat yang tidak enak. Di antaranya sang penjaga minta dilayani Sinta. Tapi demi kelancaran usahanya, dalam keadaan lelah pun tubuhnya dibiarkan digagahi si penjaga itu. Dalam hal ini berlaku kerja sama saling menguntungkan. Maklum si penjaga juga punya senjata untuk bisa mereguk kenikmatan dari si PSK. Habis mau gimana lagi. Kalau kita nggak pinter-pinter, kita juga yang nanti susah cari tamu,” ujar Sinta, sambil merapikan dandanannya.

Ber-ML-ria di pinggir kolam pemancingan bukan tak mengandung risiko. Selain digigit nyamuk, Sinta mengaku sering masuk angin. Tapi apa boleh buat pekerjaan itu harus tetap dilakoni selagi belum ada pekerjaan lain yang cocok. Dan, yang lebih mengikatnya adalah keluarga di kampung yang masih bergantung sepenuhnya dari penghasilannya.

“Nggak masalah masuk angin sedikit. Kalau tamu yang saya temani merasa puas dengan pelayanan saya, tentu uang yang saya dapatkan juga lebih besar. Paling kalau badan mulai terasa nggak enak, tinggal minum jamu aja, sudah beres urusan,” tutur PSK berusia 16 tahun yang malam itu mendapat bayaran bersih Rp 150.000 itu.(cel)